Rifai juga menyoroti pentingnya peran aktif keluarga dalam memantau kondisi ODGJ. Berdasarkan pengalamannya turun langsung mengecek kondisi di lapangan, Rifa’i menyebut adanya tanda-tanda spesifik yang harus diwaspadai.
“Kalau sudah mulai diam atau bahasa Manna ‘megu-megu’, itu tanda-tanda, bisa obat habis, bisa obat tidak dimakan. Oleh sebab itu peranan keluarga ini sangat-sangat diharapkan,” jelasnya.
Sementara itu, untuk memastikan pemantauan berjalan efektif, Rifai akan memerintahkan laporan rutin dari kepala desa, puskesmas, dan dinas sosial. Bahkan, sebuah tim pemantau ODGJ akan dibentuk secara resmi dan diberikan Surat Keputusan (SK).
			
    	








							






