Selain orasi dan penampilan seni, acara ini juga diisi doa lintas agama serta penyalaan lilin sebagai penghormatan kepada 10 korban yang gugur dalam perjuangan demokrasi.
Tokoh aktivis Bengkulu, M.A. Prihatno, menegaskan bahwa keresahan yang terjadi saat ini merupakan wujud kekecewaan rakyat terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak berpihak kepada masyarakat.
“Apa yang terjadi hari ini adalah bentuk kemarahan rakyat terhadap pemerintah,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan mahasiswa sebagai agen perubahan untuk tetap menjaga semangat perjuangan dan konsisten memperjuangkan perbaikan negeri.