“Komoditas unggulan seperti CPO (Crude Palm Oil) masih menjadi penopang utama. Namun permintaan global yang fluktuatif sangat memengaruhi kinerja ekspor kita,” jelasnya.
Sementara itu, BPS mencatat tidak ada aktivitas impor barang yang dilakukan Provinsi Bengkulu sepanjang Juli 2025.
Kondisi ini membuat neraca perdagangan Bengkulu tetap surplus, meski nilainya jauh menurun dibandingkan tahun lalu.
“Surplus perdagangan tetap terjadi karena tidak ada impor. Namun, kita tidak bisa menutup mata bahwa penurunan ekspor ini harus diantisipasi agar tidak berlarut,” tambah Win Rizal.