BENGKULU, BEKENTV – Kondisi Khaira Nur Sabrina, bocah berusia 1 tahun 8 bulan asal Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, kini menunjukkan perkembangan positif setelah menjalani perawatan intensif di RSUD M. Yunus Bengkulu.
Sebelum dirujuk ke Bengkulu, Khaira sempat mendapat perawatan di RSUD Tais. Namun karena kondisinya semakin memburuk, tim medis memutuskan untuk merujuknya ke RS M Yunus agar mendapatkan penanganan lebih lengkap.
Di rumah sakit rujukan provinsi itu, Khaira sempat dirawat di ruang ICU sebelum akhirnya Selasa (16/9) dipindahkan ke ruang Edelweis karena kondisi yang berangsur membaik.
“Masih ditangani dokter bang, kemarin sempat di ICU, tapi siang ini sudah dipindah ke Edelweis,” kata Prengky, ayah Khaira Nur Sabrina.
Khaira lahir dari keluarga sederhan yang tinggal di rumah kayu berdinding papan dengan kondisi yang tidak layak huni.
Lantai sebagian masih tanah, atap bocor, dan tidak memiliki fasilitas sanitasi yang memadai. Lingkungan rumah yang kurang sehat diduga memperparah kondisi kesehatan Khaira hingga menderita cacingan parah.
Kasus Khaira sempat menyita perhatian publik setelah fotonya yang terbaring lemah viral di media sosial.
Pemprov Bengkulu dan Pemkab Seluma langsung turun tangan memberikan pendampingan.
Pemkab Seluma bahkan berencana merehab rumah keluarga Khaira dengan dukungan BAZNAS, Disperkimhub, serta bantuan personel Kodim Seluma yang akan bergotong-royong membangun rumah agar lebih layak ditempati.
Selain Khaira, sang kakak Aprilia (4) juga menderita cacingan dan saat ini dirawat di RS Ummi Bengkulu. Aprilia berada di ruang isolasi, namun menurut pihak keluarga kondisinya mulai membaik.
“Kami keluarganya yang nunggu kakaknya Khaira di RS Ummi. Alhamdulillah kondisinya Aprilia sudah lebih baik dibanding sebelumnya. Tapi masih dirawat di ruang isolasi,” singkat Amir saat dikonfirmasi melalui telepon WhatsApp.
Kasus ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah untuk lebih aktif melakukan pencegahan penyakit anak sejak dini.
Bupati Seluma Teddy Rahman sudah menegaskan agar seluruh tenaga kesehatan, mulai dari bidan desa hingga kader posyandu, lebih proaktif turun ke lapangan memeriksa kondisi kesehatan anak-anak di desa, bukan hanya menunggu laporan masyarakat.