<strong>BENGKULU, BEKENTV</strong> - Menumpuknya sampah di lingkungan rumah warga Kota Bengkulu semakin meresahkan. Banyak warga mengeluhkan tong sampah di depan rumah mereka tidak diangkut lebih dari satu bulan. Dasmi, salah satu Ibu rumah tangga mengeluhkan tong sampah di depan rumahnya sudah menumpuk, bahkan seperti diabaikan oleh pengangkut sampah. “Saya bayar untuk pengangkut sampah ini, sekarang ini sangat menumpuk,” keluh Dasmi. Setelah ditelusuri, penyebab utama permasalahan ini adalah antrean panjang kendaraan pengangkut sampah di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Air Sebakul. Selama dua bulan terakhir, ratusan kendaraan harus mengantre hingga dua kilometer untuk masuk ke kawasan TPA.<!--nextpage--> Kerusakan parah pada jalan masuk sepanjang dua kilometer menuju TPA, yang diperburuk oleh intensitas hujan, menjadi pemicu utama antrean. Jalan dipenuhi lumpur, licin, dan banyak kendaraan terperosok bahkan terbalik. Subhan salah seorang pengantar sampah mengatakan kondisi ini terjadi sejak dua bulan terakhir. "Jalan untuk masuk ke kawasan TPA itu panjangnya sekitar 2 kilometer. Sekarang kondisinya rusak, berlumpur ditambah hujan sehingga mobil pengantar sampah kesulitan masuk, ada yang terbenam, terbalik akibat jalan buruk," keluh Subhan, ditemui di TPA Air Sebakul, Kota Bengkulu, Kamis (20/11/2025).<!--nextpage--> Antrean kendaraan yang terdiri dari truk, pikap, hingga motor sampah tidak bisa dihindari karena semua harus bergantian melewati jalan rusak tersebut. Menurut Subhan, antrean semakin parah menjelang sore hari. "Kami harus menunggu giliran masuk berjam-jam, bahkan tidak jarang 12 jam kami mengantre hanya untuk mengantar sampah," jelas Subhan. Pengantar sampah lainnya, Dedi, menjelaskan mobil pikapnya rusak berat akibat terbenam lumpur saat mengantar sampah. "Mesin mobil saya jebol, terhantam batu, dan terbenam lumpur. Enam bulan saya pastikan akan merugi karena uang habis untuk perbaikan mesin," keluh Dedi.<!--nextpage--> Permasalahan para pengemudi angkutan sampah terus melanda akibat lamanya antrean para pengemudi banyak dikomplain masyarakat. "Kami itu biasanya seminggu tiga kali ambil sampah dari masyarakat lalu dibuang ke TPA. Namun karena jalan rusak, kami hanya bisa ambil sampah seminggu sekali, rumah warga jadi bau karena sampah menumpuk di perumahan, kami kena marah," keluh Dedi. Nelvi seorang pengantar lainnya juga menjelaskan antrean panjang sangat merugikan masyarakat karena sampah menumpuk di perumahan. "Kami kelamaan antre masuk di TPA karena jalan buruk. Bisa sampai belasan jam, akhirnya terbengkalai mengambil sampah, kami kena marah," ujar Nelvi.<!--nextpage--> (Imron)