Rifai juga menekankan bahwa pendidikan anak-anak transmigrasi tidak boleh terhambat hanya karena keterbatasan sarana.
Ia menargetkan pada tahun 2026 seluruh sarana dan prasarana pendidikan di desa transmigrasi sudah tuntas dibangun.
“Kami tidak ingin ada anak-anak transmigran yang putus sekolah. Itu menjadi komitmen pemerintah daerah,” tegasnya.
Dengan dukungan dana dan sinergi lintas kementerian, diharapkan Desa Batu Ampar, Kedurang, tak hanya menjadi kawasan transmigrasi, tetapi juga tumbuh sebagai desa mandiri dan maju di Bengkulu Selatan.
(Ary Rahmad)