Sementara itu, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) yang menggambarkan investasi fisik seperti infrastruktur dan peralatan tumbuh 3,94 persen. Sektor ekspor barang dan jasa justru melemah -1,72 persen, menjadi sinyal bahwa pasar ekspor Bengkulu masih perlu penguatan.
“Meski ekspor melemah, konsumsi domestik masih menjadi penopang utama. Ini menandakan ekonomi Bengkulu masih ditopang daya beli masyarakat,” kata Win Rizal.
Berdasarkan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), ekonomi Bengkulu pada triwulan III-2025 mencapai Rp 27,68 triliun atas dasar harga berlaku, dan Rp 14,17 triliun atas dasar harga konstan (2010).
















