“Dia pertama-tama masuk melalui mulut, ya itu bisa dari makanan atau minuman yang terkontaminasi dengan telur cacing yang sudah dibuahi ini tadi,” katanya.
Setelah itu, cacing masuk ke kerongkongan, lambung, lalu berkembang di usus menjadi larva. Larva tersebut bisa menyebar ke organ lain.
“Dari larva inilah yang bisa pindah atau migrasi ke paru-paru atau saluran nafas dan juga ke dalam sistem peredaran darah,” ujarnya.
Kondisi itu membuat cacing dapat keluar melalui hidung pasien.
Ia juga menyinggung cara penularan askariasis atau cacing gelang.
“Kalau kita bicara tentang penularan, kalau cacing askariasis ini ya, cacing gelang ini tadi, kita kenal dengan namanya penularan fecal oral,” terangnya.