Menurut Susmanila, perubahan harga cabai kali ini disebabkan oleh dua faktor utama yakni hasil panen petani lokal dan gempuran pasokan cabai dari luar daerah. Ketika panen raya terjadi di Rejang Lebong, harga biasanya turun karena stok melimpah. Namun begitu pasokan menurun dan cabai dari luar daerah masuk, harga kembali melonjak.
“Kalau cabai dari luar banyak masuk, harga di sini ikut goyah. Kadang bisa lebih murah, kadang justru lebih mahal, tergantung kualitas dan biaya angkutnya,” jelasnya.
Kondisi pasar yang tidak stabil ini membuat pedagang sulit menentukan harga jual yang tepat. Mereka harus menyesuaikan harga setiap kali pasokan datang, agar tidak mengalami kerugian. Di sisi lain, konsumen juga terpaksa mengatur ulang pengeluaran rumah tangga mereka agar tetap bisa memenuhi kebutuhan dapur.
















