“Kami tidak ingin kampung kami rusak akibat dampak tambang emas yang luasnya puluhan ribu hektare. Ini berpotensi merusak lima mata air sungai besar di Kabupaten Seluma dan mengancam kehidupan ribuan petani yang bergantung pada aliran sungai,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/12/2025).
Rejon menilai banjir besar di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara harus menjadi pelajaran berharga tentang dampak kerusakan hutan yang tidak terkendali. Ia menyebut masyarakat Seluma juga tidak pernah menerima penjelasan rinci terkait rencana pertambangan tersebut.
“Kami hanya dengar kabar bahwa izinnya sudah lengkap. Tapi warga sama sekali tidak tahu prosesnya, tiba-tiba saja dikabarkan akan ada tambang,” keluhnya.
















