“Tahun 2025 ini semuanya sudah di-take over oleh Bapenda, jadi kami tidak melakukan penarikan lagi. Kami hanya sifatnya pendampingan dan mengedukasi destinasi-destinasi yang menghasilkan PAD,” tegas Rendra.
Kebijakan ini sekaligus menunjukkan bahwa keberhasilan PAD sektor pariwisata kini sepenuhnya ditentukan oleh Bapenda, sementara Dinas Pariwisata hanya menjadi mitra pendukung. Rendra berharap destinasi wisata tidak stagnan, sebab peningkatan PAD sangat bergantung pada keseriusan pengelola dalam meningkatkan kualitas layanan dan daya tarik.
“Kita berharap pariwisata di Bengkulu Selatan ini dapat ditingkatkan kualitasnya jangan sampai stagnan, karna ini sangat tergantung pada keseriusan pengelola,” ujar Rendra.
















