Mengetahui hal tersebut, pihak Inggris murka dan mengirimkan Jenderal Eric Carden Robert Mansergh sebagai pemimpin baru pasukan sekutu di Surabaya.
Jenderal Eric Carden Robert Mansergh kemudian memberikan ultimatum kepada rakyat Surabaya untuk menyerah, jika menolak maka Surabaya akan dihancurkan. Bukannya takut, semangat rakyat Surabaya justru semakin berkobar menolak ultimatum tersebut.
Akhirnya pada 10 November 1945, pecahlah pertempuran rakyat Surabaya melawan 24.000 tentara sekutu yang menggempur Surabaya. Bersenjatakan bambu runcing, Rakyat Indonesia melawan gempuran senjata lengkap serta tank-tank milik sekutu.
















