Dari sisi lapangan usaha, sektor penyediaan akomodasi dan makan minum menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan 10,59 persen, disusul industri pengolahan sebesar 9,94 persen, dan jasa lainnya sebesar 8,76 persen.
Sebaliknya, dua sektor utama justru mengalami kontraksi, yakni pertambangan dan penggalian sebesar -1,44 persen, serta pengadaan air sebesar -1,53 persen.
Penurunan di sektor pertambangan, menurut pengamat ekonomi lokal, lebih disebabkan oleh penyesuaian produksi batu bara dan keterbatasan ekspor akibat menurunnya permintaan dari luar negeri.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi tercatat pada pengeluaran konsumsi lembaga non-profit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) sebesar 5,61 persen, diikuti pengeluaran konsumsi rumah tangga (PK-RT) sebesar 5,19 persen.
















