Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Win Rizal, menilai capaian tersebut masih tergolong positif di tengah berbagai tekanan ekonomi.
“Faktor utama pendorong pertumbuhan kali ini berasal dari harga tandan buah segar (TBS) sawit yang meningkat. Komoditas sawit masih menjadi penopang utama ekonomi Bengkulu,” ujar Win Rizal.
Selain sawit, Win Rizal menyebutkan bahwa Program MBG juga berperan dalam menggerakkan ekonomi daerah. Program ini, yang memiliki alokasi anggaran sekitar Rp 11,35 miliar, dinilai memberikan efek multiplier terhadap aktivitas ekonomi masyarakat di tingkat bawah.
“MBG ini kan program yang melibatkan banyak lapisan masyarakat. Dampaknya bisa terasa pada konsumsi rumah tangga dan kegiatan ekonomi lokal. Tapi kami akan lakukan kajian khusus untuk mengukur kontribusi riilnya terhadap PDRB,” jelas Win.
















