Upacara ini digelar di lahan perkebunan yang hingga kini masih menjadi sumber konflik antara petani Pino Raya dengan perusahaan PT Agri Bengkulu Selatan (ABS) sejak 2012.
Sudah 13 tahun berlalu, namun menurut warga, pemerintah dinilai lebih melindungi perusahaan yang legalitasnya dipertanyakan daripada membela hak rakyat.
Suasana peringatan kemerdekaan semakin kontras dengan hadirnya bendera-bendera One Piece yang dikibarkan sebagai simbol semangat perlawanan.
Seorang pemuda Pino Raya, Puji Hendri Julita Sari, menyebut aksi itu adalah kritik keras kepada pemerintah.
“Sikap pemerintah dalam merespons tuntutan ini akan menentukan kualitas kepemimpinan, khususnya di Bengkulu Selatan. Jika rakyat diabaikan, berarti pemerintah telah berkhianat pada amanah kemerdekaan,” katanya.