“Kalau ada perusahaan yang mengajukan izin ke gubernur, tidak akan saya izinkan. Bahkan ke bupati pun akan saya sampaikan agar tidak diberikan izin. Lahan di tempat lain masih luas, kenapa harus di Pulau Enggano,” tegasnya.
Sementara itu, salah satu perwakilan masyarakat Enggano, Erwin Enggano, menilai penanaman sawit berpotensi besar menimbulkan krisis air.
“Tanaman sawit menyerap air dalam jumlah besar. Bagaimana jika Enggano krisis air, sedangkan krisis BBM saja masyarakat sudah menangis,” ujarnya.
Ia juga mengungkapkan, meski terdapat pro dan kontra, pihak yang mendukung umumnya adalah pendatang, bukan warga asli Enggano.