Sementara itu, terkait makanan yang tidak layak konsumsi, Aflah mengakui memang ada beberapa kotak nasi goreng yang basi, meskipun begitu yang ia terima masih aman.
“Kalau saya dapatnya bagus, saya makan semuanya dan sehat-sehat saja. Jadi saya tetap senang dengan program ini,” tegasnya.
Sementara itu, hal senada turut disampaikan Kiki, siswa kelas XI A. Ia menilai MBG tidak hanya membantu kesehatan, tetapi juga meringankan beban ekonomi siswa.
“Dengan MBG saya bisa menghemat uang jajan. Kalau biasanya habis Rp20–25 ribu sehari, sekarang bisa ditabung. Jadi saya sangat bersyukur,” katanya.
Ia menambahkan, meski sempat ada menu basi, hal itu tidak membuatnya khawatir untuk menerima MBG.