“Ini ada sesuatu hal yang kita lihat aneh,” lanjutnya.
Menurutnya hewan-hewan seperti ular, buaya dan beberapa makhluk melata lainnya seharusnya tidak mati, termasuk ikan. Namun, adanya bencana tersebut membuat hewan-hewan tersebut mati.
Selama banjir terjadi banyak korban jiwa yang menjadi problema warga Aceh, sehingga mayat tidak dapat langsung dikuburkan.
“Tidak boleh dikuburkan, hanya mayat-mayat itu diikat di pokok kayu atau jembatan. Karena tidak ada tempat untuk tanam. Sampai 2-3 hari baru dapat tanam,” ungkapnya.
Akibat kejadian banjir bandang ini menurut Mualem, membuat rumah kayu hancur total dan tidak ada yang tersisa sedikit pun. Semuanya terbawa arus dan bercampur dengan lumpur yang cukup tebal sampai setengah pinggang.
















