“Sayuran yang mereka butuhkan diambil dalam jumlah besar, jadi kami pedagang baru dapat sisanya setelah MBG terpenuhi,” jelasnya.
Selain serapan MBG, masalah pasokan BBM yang terkendala juga turut memengaruhi rantai distribusi sayuran dari petani ke pasar. Cuaca buruk menyebabkan keterlambatan pengiriman, yang kemudian berdampak pada minimnya stok dan naiknya harga.
“Kami para pedagang jelas merasakan dampaknya. Penjualan menurun karena pembeli kini mengurangi belanja. Biasanya beli per kilo, sekarang hanya separuh atau sesuai kebutuhan saja,” keluh Ferzi.
Pedagang berharap pemerintah daerah segera mencari solusi untuk menstabilkan pasokan, sehingga harga sayur dapat kembali normal dan aktivitas ekonomi di Pasar Ampera berjalan lebih lancar.
















